PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KESTABILAN XILANASE AMOBIL DALAM KITOSAN

Authors

  • Imaroh Isya
  • Anna Roosdiana
  • Sutrisno Sutrisno

Abstract

Xilanase merupakan kelompok enziim ekstraseluler yang memiliki kemampuan menghidrolisis xilan menjadi xilosa. Trichoderma viride merupakan salah satu jenis kapang yang dapat menghasilkan enzim xilanase. Kestabilan enzim dipengaruhi kondisi lingkungan. Enzim dikatakan stabil bila aktivitas sisa lebih dari 50% dari aktivitas enzim awal. Xilanase diamobilisasi dengan metode penjebakan menggunakan matriks kitosan-natrium tripolifosfat dan disimpan pada variasi suhu 30,40,50,60,70 (°C) dan variasi lama penyimpanan 0,1,2,3,4,5,6,7 (hari). Aktivitas enzim dapat ditentukan dengan menghitung gula pereduksi yang dihasilkan dari hidrolisis xilan oleh sejumlah enzim per menit (μg.g-1.menit-1). Gula pereduksi yang dihasilkan dianalisis menggunakan reagen DNS dan ditentukan dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kestabilan tertinggi dari enzim xilanase berada pada suhu penyimpanan 50 °C. Enzim xilanase amobil, stabil hingga hari ke-7 dengan aktivitas sisa 50,81%. Semakin lama waktu penyimpanan maka aktivitas xilanase semakin menurun. Pada efisiensi xilanase amobil menggunakan kitosan-natrium tripolifosfat dapat digunakan sebanyak lima kali pengulangan dengan aktivitas sebanyak 16,462 unit dan efisiensi sebesar 50,19%.

Kata kunci: amobilisasi, kestabilan, kitosan-natrium tripolifosfat, lama penyimpanan, suhu.

Downloads

Published

2014-09-15

Issue

Section

Articles